The Magic Remote ESCIT
The Magic Remote ESCIT
Carmadi atau akrab disapa Camad atau juga biasa dipanggil “cawet oleh teman-teman SMP nya adalah pemuda pengangguran setelah dia lulus SMA, umurnya sekarang 19 tahun, umur-umur emas untuk seorang lelaki mencari wanita idamannya, tetapi Camad belum sekalipun mempunyai pacar. Jangankan pacar, teman wanita pun dia tak punya, sifatnya sebenarnya baik, dia suka menolong tanpa pamrih bahkan waktu SMA dia suka disuruh temannya untuk membelikan es ke kantin depan yang jaraknya jauh dari kelasnya, dia pun rela tanpa mengharap uang kembaliannya tau pamrih sedikit pun . Sejak kecil memang Camad sudah terbiasa dengan cobaan hidup, dia tinggal dirumah gubuk kecil di sebuah gang sempit yang penuh sesak oleh warganya, padahal sebenarnya dia adalah keturunan konglomerat, bapak Camad adalah anak dari salah satu mentri yang pernah menjabat di era orde baru, tetapi bapak Camad sudah tidak dianggap sebagai keluarga lagi karena dia memilih tinggal bersama istrinya sekarang yang notabene adalah anak dari pembantu di keluarga konglomerat itu, bapak Camad justru memilih hidup sederhana dengan istrinya ketimbang melanjutkan karir bapaknya. Orang tua Camad sudah mengajarkan pentingnya keikhlasan dalam hidup walaupun Camad belum sepenuhnya bisa mengerjakannya secara utuh.
#######################
Di sebuah galaxy yang jauh dari bumi, sedang terjadi krisis yang sungguh mengenaskan sudah 500 tahun krisis ini belum teratasi
“kamu tau sebenarnya inti permasalahan kita Feelix” kata Vendetta, ratu di salah satu kerajaan di planet Ibbilmobis bernama Yggitgard
Secara garis besar planet Ibbilmobis mempunyai 3 kerajaan besar yang saling berseteru, 3 kerajaan itu mempunyai masalah yang sama dan beberapa orang berpikir jika 3 kerjaan itu mau bersatu maka krisi ini akan berakhir maka ada beberapa kelompok sekutu yang menginginkan adanya perdamaian ini.
“menurut saya kita kurang kaya, ratu” kata Feelix, seorang laksamana muda terbaik di kerajaan itu
Dia sudah menjabat expert ensign ( jabatan tertinggi kekaisaran di Yggitgard ) saat umurnya belum genap 17 tahun.
“ Apa maksud kamu bodoh !! kau masih saja menganggap air dari bumi bisa membuatkita kaya, bisa membuat semuanya beres hah ?” bentak Vendetta
“Maafkan saya ratu tetapi menurut saya rakyat kita kurang kuat, asupan gizi mereka kurang, mereka kurang cerdas, karena kita masih kurang dalam pemberdayaan Sumber Daya Alam, kita harus memberi air dari bumi yang masih bersih agar SDA kita bagus dan kerjaan lain akan iri kepada kita” terang Feelix,
Ternyata kata-kata Feelix “kerajaan lain akan iri kepada kita” memekakan telinga ratu Vendetta
“oh.. jadi begitu menurutmu. Saya sekarang setuju padamu. Setelah terang pergilah ke bumi kerdilmu itu kita kuras air dan buat kerajaan lain iri pada kita hahahahah..” kata Vendetta
“baik ratu ” jawab Feelix singkat
“ingat Feelix! Kerajaan lain akan iri kepada kita “ tawa Ratu Vendetta semakin keras
Feelix tidak menjawab dan segera berlalu.
#################################
Secara fisik Camad orangnya krempeng, kulitnya hitam dekil, wajahnya penuh jerawat, Camad memiliki sahabat bernama Jeki, Jeki adalah teman Camad sejak SMP, Jeki juga yang memulai panggilan “ Cawet “ pada Camad. Saat SMA Jeki pernah meminjami Camad VCD porno yang baru dibelinya karena takut ketahuan makanya dia titipkan pada Camad, Jeki pun pernah mengajak Camad nonton bareng di rumahnya. Sejak saat itu, Camad jadi gila sex, dia suka membayangkan dirinya bersetubuh dengan wanita, mungkin sudah ratusan wanita yang sudah menjadi objek bayangan Camad. Pada pagi menjelang siang, ibu Camad membangunkan Camad yang masih tidur
“Mad, mbok sana, kamu pergi cari kerja kek, ojo tidur terus, emange ada cewek sing gelem sama orang sing tidur terus pantesan kamu jomblo” kata ibu Camad
Tumben-tumbenan ibu Camad menyinggung soal wanita biasanya ibu Camad tidak pernah bicara masalah wanita dengan Camad. Ibu Camad walaupun umurnya sudah 40 tahun namun masih tampak muda, badannya masih bagus bahkan buah dadanya yang 38C itu masih segar dan kencang.
“cari kerja opo to buk ? wong aku Cuma lulusan SMA, saiki susah bu cari kerja wong sing sarjana juga akeh sing pengangguran opo maneh aku” jawab Camad yang masih mengantuk.
“iyo, opo maeh kamu sing kerjaane turu tross” kata ibu Camad.
“wes, sana cari kerja dulu, kalo kamu mau berusaha pasti akan ada jalan, wong ibu doain kamu terus “ lanjut ibu Camad.
Setelah didesak oleh ibunya akhirnya Camad mau pergi cari kerja dengan bekal ijazah SMA dan piagam juara ngaji tingkat kelurahannya itu, Camad pergi berkeliling untuk mencari kerja.
######################
Hari sudah mulai terang, pesawat baru jenis cosmos R27-6113-23 Planetoid produksi Emblem ( sebuah produsen pesawat dari planet Tornheim yang sudah terkenal di seluruh galaxy kecuali galaxy milkyway ) pesawat ini baru di produksi 3 buah namun kerajaan Yggitgard sudah memiliki karena ratu Vendetta yang haus akan pujian sudah ingin menyombongkan ini pada kerjaan lain, pesawat ini belum pernah diuji sekalipun bahkan pesawat ini masih diragukan dapat melewati atmosfer bumi yang sangat keras. Namun, sudak tidak ada penghambat lagi, expert ensign Feelix sudah bersiap di kapal itu, dia sudah bersiap meluncur dengan membawa misi yang tampak mudah yakni “menguras bumi”. Perjalanan sudah dimulai semua berjalan mulus bahkan kecepatan pesawat ini melebihi kecepatan pesawat yang biasa digunakan oleh Feelix, namun dengan kecepatan ini ceroboh sedikit akan berbuah fatal. Dan mimpi buruk yang sudah diramalkan sebelumnya terjadi juga. Pesawat Feelix gagal menembus lapisan atmosfer bumi dan membeku juga kehilangan kendali, mesin mati membuat pesawat jatuh bebas dari ketinggian, sekarang yang Feelix hanya mengharap dirinya tidak mati dan pesawatnya tidak jatuh dikeramaian agar kabar alien tetap menjadi misteri di bumi.
#########################
Camad sudah berkeliling hampir seharian, keteknya sudah berair, wajahnya berminyak dan semakin gosong
“haduuhhhh.. pancen emang ngluru kerjaan angel kabeh pake persyaratan fisik, kenopo fisikku sama sekali ora mlebu kriteria, iku namane rasis “ gerutu Camad dalam hati “coba aku ganteng, tinggi, berotot rak usah angel dadi gigolo pun aku gelem “.
Tiba-tiba Camad melihat asap di kejauhan, Camad langsung lari ingin melihat apa yang terjadi. Camad langsung kaget melihat sebuah pesawat berbentuk piringan hancur gosong dan dia juga melihat seorang berbadan tegap, berambut pirang tergeletak dan tampak luka bakar parah. Camad langsung menghampiri orang itu dan hendak menolongnya
“waduh. Bule maneh iki ngomonge piye ? Aku lapor pak RT wae ki “ kata Camad setelah melihat wajah Feelix, tapi tiba-tiba Camad yang hendak pergi lapor pak RT tangan Camad dipegang oleh Feelix
“ a…………….ir….” kata Feelix terbata-bata “hah? Air , mister haus butuh air?” kata Camad
Lalu Camad membuka tasnya dan mengambil sebotol air putih
“ini mister” kata Camad sambil menjulurkan tangannya ke Feelix. Feelix tidak meminum air itu namun dia menyiramkan air itu ke seluruh badannya. Dengan ajaibnya seluruh luka bakar yang dialami Feelix langsung kering tubuhnya langsung segar seperti tidak pernah terjadi apa-apa
“Sungguh dahsyat air suci ini” kata Feelix.
“mister , mister ora opo-opo ehhh.. gak apa-apa?” Camad tampak bingung dengan orang yang baru ditemuinya itu
“tidak, apa-apa” Feelix tersenyum dan langsung memeluk tubuh Camad.
Camad berontak “Mister, homo ya ?” bentaknys
“Tidak-tidak, maafkan saya, itu cuma tanda terima kasih saya, karena kamu telah menyelamatkan nyawa saya” kata Feelix
“yowes, saya maafkan tapi kalo sampe main peluk-peluk lagi awas lho” jawab Camad pada Feelix
“eh, mister, sebenernya mister siapa sih ? mau kemana ? trus kalo pesawatnya udah begini gimana pulangnya ?” tanya Camad
“gak apa-apa kok, aku bisa memanggil untuk dijemput” jawab Feelix
“terus, mister itu siapa dan mau ke mana ?”tanya Camad lagi
“kenalkan saya Feelix, saya dari planet Ibbilmobis” jawab Feelix
“hah? Iblis, mister iblis? …” Camad tampak bingung dengan apa yang di katakan makhluk di depannya
“bukan, bukan, saya bukan iblis, saya Feelix, Feee.. lixxxx saya dari Ibbilmobis ibb.. bill mobis.. saya kesini dengan tujuan damai” jawab Feelix berbohong
“Ibbilmobis kui nang ndi ?” tanya Camad yang belum mengerti-mengerti
“Ibbilmobis itu diluar sana, saya dari planet lain selain bumi yang kamu tempati ini” jawab Feelix
“ohh… jadi mister iku alien” Camad menanyai Feelix lagi
“lebih tepatnya makhluk Nordics tapi bukan manusia” jawab Feelix
“oke.. walaupun saya masih bingung, kenalin saya Carmadi, mister bisa panggil saya apa saja, saya ikhlas mau Camad atau niru temen saya yang namanya Jeki kalo manggil saya Cawet” kata Camad sambil menjabat tangan Feelix seperti orang berkenalan
“hahaha.. oke.. aku panggil kamu savior aja karena kamu sudah menyelamatkan aku atau Jon saya dulu punya teman namanya Jon dia baik seperti kamu ” kata Feelix sambil tertawa
“terserah mister aja. Saya kan udah bilang saya ikhlas dipanggil siapa aja” kata Camad pada Feelix
Camad sudah mulai senang dengan Feelix, dia sudah tidak bingung seperti awal pertemuannya
“mister, lebih baik kerumah saya aja ngobrolnya, masak di semak-semak gini, nanti dikira pak RT kita lagi mesum” lanjut Camad
############################
Di sebuah lab pengontrol, bunyi alarm berdengung sejak tadi
“ada apa ini ? ada apa dengan Feeelix? ” kata Vendetta yang tampak gelisah dengan bunyi alarm “danger” ini.
“maaf ratu, tapi kami kehilangan sinyal dari pesawat Feelix dan kemungkinan pesawat hancur karena kita tidak dapat melacak” kata Devian, salah satu crew overseer
“AHHHHHHHHHHH!!!!!! SIAL! Sekarang ada dimana Feelix? ” kata Ratu Vendetta, suaranya sangat keras karena kemarahannya
“kita tidak tahu ratu, kita belum dapat sinyal S.O.S dari Feelix atau mungkin dia sudah mati” terang Devian yang agak takut dengan kemarahan ratunya.
Ratu sudah tidak berkata-kata lagi, dia gelisah sambil mondar-mandir, semua crew overseer juga terdiam tidak ada yang berani mengeluarkan kata-kata sedikitpun
“kirim tim pencari sekarang” kata ratu Vendetta memecahkan keheningan
“tapi, kita sudah tidak punya pelacak jarak jauh lagi ratu, dan hal yang sangat riskan bila kita menggunakan pesawat biasa kita bisa-bisa diketahui oleh para manusia, yang bisa kita lakukan adalah menunggu Feelix memencet tombol S.O.S atau ada manusia yang menemukan Feelix dan memencetkan tombol S.O.S” terang Devian lagi
“jadi.. semua ini gagal !” kata ratu Vendetta, dia sudah lemas, pikirannya sudah kacau di hanya terduduk di tangga lab “ “AAAAAAAAHHH…sial!!” teriak sang ratu memekakan telinga.
####################
“Ini rumah saya, mister. Maaf kecil tapi disini banyak kebahagiaan kok” kata Camad pada Feelix.
Sesampainya dirumah Camad. Camad memperkenalkan Feelix pada ibunya
“oh iya mister, ini ibu saya. Bu, ini mister namanya Filits” kata Camad
“bukan, Feelix fee lixx” kata Feelix memperjelas
“iya, itu” tambah Camad.
“Salam kenal ya Feelix” kata ibu Camad sambil menjabat tangan Feelix, tapi tiba-tiba ibu Camad jatuh
“eh.. kenopo bu? “ tanya Camad heran
“tidak tahu mad, tiba-tiba ibu lemes banget” kata ibu Camad yang memang tampak lemas
“gak apa-apa kok, ibu kamu tidak apa-apa kok” Feelix menimpali,
“oh ya udah kalau begitu, ibu istirahat aja di kamar” kata Camad pada ibunya
“ya udah, ayo mister ke kamar saya” lanjut Camad.
Sesampai di kamar Camad, Feelix nampak jijik dengan kotor dan sempitnya kamar Feelix tapi dia hanya diam saja tanpa berkata pada Camad
“eh mister, kok mister bisa tau ibu saya nggak apa-apa, emang mister bisa nerawang atau mister bisa tau penyakit-penyakit, mending mister tinggal disini aja, disini, dokter bisa kaya” kata Camad.
Feelix tersenyum pada Camad lalu ia mengambil sesuatu dari kantong celananya, sesuatu itu berbentuk persegi panjang gepeng dengan berbagai tombol
“Ini nih..” kata Feelix sambil menunjukan benda itu pada Camad “itu apa, mister? Itu bukannya remot TV” kata Camad
“bukan, ini bukan sembarang remot ini namanya ESCIT, ini remot bisa bahaya kalau jatuh di tangan yang salah, maaf tadi ibu kamu saya kerjai” terang Feelix.
“APA? POKOKNYA MISTER HARUS BERTANGGUNG JAWAB SAYA GAK IKHLAS tapi emang itu apa sih, mister saya masih nggak ngerti” kata Camad marah tetapi lalu heran
“ayo keluar aja aku tunjukkan cara kerjanya” kata Feelix
“Ini kan ada 4 tombol, setiap tombol punya fungsi yang berbeda-beda” kata Feelix pada Camad
Camad tampak terkesan dan penasaran dengan alat yang dibawa oleh Feelix
“oke contoh kita pencet tmbol yang merah, ayo pegan bareng-bareng remot ini” kata Feelix.
Feelix dan Camad bersama-sama memencet tombol merah di remot itu. Tiba-tiba semua orang di sekitarnya berhenti bahkan air yang tumpah tetap mengambang tidak terjatuh
“ini, tombol merah untuk stop timer, kita bisa menghentikan waktu dengan memencet tombol merah di remot ini, semua orang, semua hewan, dan semua benda akan berhenti kecuali orang yang megang remot ini” terang Feelix pada Camad
“wow.. ” Camad tidak bisa berkata-kata lagi, dia hanya terkagum dengan alat yang dibawa oleh Feelix
Dia langsung punya banyak rencana yang ingin dia lakukan dengan alat ini termasuk menggunakan alat ini untuk memuaskan nafsu birahinya
“kalau udah selesai, kita pencet tombol merah lagi dan semua akan berjalan normal” kata Feelix, dan benar saja saat Feelix memencet tombol merah itu lagi, semua orang kembali berjalan, air kembali tumpah.
“coba yang kedua mister, coba yang kuning “ kata Camad penuh gairah
“kalau yang kuning namanya hypnotized, kamu pasti sudah tau kan hypnotized, kita bisa mempengaruhi orang untuk melakukan orang jika kamu memencet tombol ini, ayo kita coba” kata Feelix.
Dan setelah Feelix memencet tombol kuning di remot itu untuk membuktikan cara kerja dari tombol itu Feelix menyuruh anak kecil yang sedang bermain di sekitar rumah Camad untuk membelikan minuman di warung jalan besar yang jaraknya agak jauh. Benar saja, anak kecil itu membelikan Feelix minuman tanpa minta dibayar sama sekali padahal biasanya anak itu susah disuruh, jangankan gratis, dibayar pun ia susah disuruh.
Camad sangat menginginkan alat itu, fantasynya sudah liar, dia sudah tidak sabar karena mimpinya untuk menyentuh wanita sudah selangkah lagi menjadi nyata.
“terus yang ketiga yang ijo itu untuk apa?” kata Camad ang tambah heboh
“ini namanya invicible” kata Feelix seraya menekan tombol itu lalu tiba-tiba menghilang di depan Camad
“Loh, mister kok ngilang SIALAN!” kata Camad yang tampak sangat kecewa, bayangannya tentang wanita buyar, dia mengira kalau Feelix pulang ke alamnya tapi tiba-tiba Feelix kembali muncum di depan Camad
“ini gunanya untuk menghilang kalu kamu mencet tombol ini, kamu tidak akan terlihat oleh siapapun” terang Feelix sambil tersenyum
“yang terakhir, singkat saja tombol berwarna putih ini, untuk menetralkan pikiran, jadi seseorang di hadapan kamu akan lupa dengan hal yang barusan dia lakukan”.
Selesai menunjukan hasil peradaban di planet Feelix, Feelix kembali masuk ke rumah Camad
“Mad, sudah ya, terima kasih atas segala bantuannya, saya mau pulang tapi saya janji, saya akan kembali lagi” Feelix berpamitan pada Camad dan memencet tombol SOS untuk dijemput.
“tapi mister, boleh saya minta satu permintaan saja” kata Camad memelas
“apa mad?” tanya Feelix
“saya minta alat itu untuk kenang-kenangan” kata Camad “plisssssssss” lanjut Camad sambil berlutut
“ehmmm” Feelix berpikir, dia takut Camad melakukan kebodohan dengan alat itu, seperti leluhurnya yang meninggalkan barang-barang disini dan disalah gunakan “oke, saya anggap kamu orang baik, jangan sampai disalahgunakan ya” kata Feelix “ tapi kamu harus diregistrasikan dulu, nanti setelah kapal penjemput saya datang, kamu ikut saya dulu untuk mendaftarkan kamu “ lanjut Feelix.
#################
Tiba-tiba lab berdering keras, Ratu Vendetta yang sedari tadi hanya terduduk mulai bangun
“sinyal SOS Feelix, Ratu” kata Devian pada ratu,
“cepat kamu pimpin penjemputan kapal itu kalau bisa dengan bangkai Feelix” kata ratu Vendeta yang mengira Feelix sudah mati.
Dengan menggunakan pesawat khusus rescue, Devian memimpin pasukannya untuk misi penjemputan kapal Feelix. Setelah kapal sampai di bumi, Devian kaget karena bunyi sinyal SOS dari Feelix tidak ada tanda-tanda bekas pesawat jatuh, tidak ada bangkai pesawat yang ada hanya pemukiman padat penduduk di sebuah gang kecil.
“apa-apaan ini ?” kata Devian dalam hati “apakah ada manusia yang mengambil dari pesawat Feelix, tapi dimana bangkai pesawatnya ?“
“Sebaiknya kita masuk saja ke rumah itu, kita menyamar sebagai manusia.” Kata Devlin, saudara kembar Devian yang menjadi co-pilot pesawat rescue
“oke kamu yang turun, saya tunggu disini” kata Devian menyuruh Devlin.
Setelah berganti pakaian seperti manusia biasanya Devlin turun dari pesawat menggunakan sinar hijau. Devlin masuk saja ke rumah Camad tanpa salam dan permisi, dia langsung masuk ke kamar Camad. Betapa kagetnya Devlin melihat Feelix ternyata didapatinya masih hidup
“Feelix!” teriak Devlin
Feelix bangun dan langsung memeluk Devlin,
“dimana kapalnya Feelix” kata Devlin,
“ada disekitar 16 mil ke barat dari sini, ayo saya tunjukan, ayo Camad kamu juga ikut” kata Feelix
“sebentar” tahan Devlin, dia lalu menggunakan alat sejenis walky-talkynya untuk menghubungi Devian supaya mengikutinya dari atas.
Sesampainya di tempat bangkai kapal pesawat Devian langsung mengangkut bangkai pesawat dengan sinar hijau, mudah sekali seperti alat penyedot debu.
“tunggu devlin, sebelum saya pulang, saya ingin meninggalkan ESCIT untuk Camad sebagai kenang-kenangan, saya berhutang nyawa padanya” kata Feelix,
“tapi, apakah kamu yakin dia tidak menyalahgunakan alat itu?” tanya Devlin
“saya yakin, dia orang baik” kata Feelix meyakinkan “baiklah kalau itu mau kamu, ayo manusia, kita ke kapal dulu kamu harus diregistrasi”
Di dalam kapal Camad tertegun melihat banyak barang canggih yang belum pernah ia lihat seebelumnya bahkan dalam film,
“oke John Savior, mari masuk” kata Devlin pada Camad
Camad bingung dengan yang dikatakan Devlin, siapa John Savior, tapi dia tidak terlalu memikirkan itu, yang ada dibenaknya adalah remot itu. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan dari pengambilan DNA, sidik jari dan lain-lain, remot ESCIT sudah resmi milik John Savior ( Camad ). John Savior adalah nama pemberian Feelix untuk Camad kaarena dia sudah menyelamatkan nyawanya.
“sebagai penutup, saya akan membacakan beberapa pantangan untuk alat ini, yang pertama, jangan untuk hal bersifat komersiil, kedua, jika digunakan jangan sampai orang bisa menaruh kecurigaan, contoh jika kamu gunakan untuk sex, jangan biarkan korban kamu tetap telanjang, bereskan dan bersihkan dulu, ketiga, yang paling penting jangan sampai ada orang yang tahu. Jika kamu sudah melanggar dua saja peraturan itu, alat ini akan kami ambil. Mengerti John Savior?!” terang Devlin pada Camad
“mengerti pak !” jawab Camad singkat.
#########################
Tiba-tiba Camad langsung berada di kamarnya, ibunya datang dan membangunkannya untuk mencari kerja, dia tidak asing dengan suasana ini, dia seperti mengalami dejavu
“mad, mbok sana, kamu pergi cari kerja kek, ojo tidur terus, emange ada cewek sing gelem sama orang sing tidur terus pantesan kamu jomblo” kata ibu Camad.
Camad bingung dengan perkataan ibunya, bukan karena ibunya membahas tentang wanita, tapi bukannya ibunya sudah mengakatakan itu tadi pagi
“bu, iki jam piro toh?” kata Camad
“iki wes jam 10 mad, cepet mandi cari kerja, terus ini tadi ada kiriman, katanya dari filits di iblisiblis” kata ibu camad menyampaikan.
Camad cepat-cepat membuka kotak itu yang ternyata berisi remot ESCIT, dengan segera ia memencet tombol merah untuk membuktikan kekuatan itu, atau apakah tadi cuma mimpi. Dan ternyata semua itu bukan mimpi, saat Camad menekan tombol stop timer semua disekelilingnya diam termasuk ibunya yang ada di depannya. Camad kembali menekan tombol merah untuk menetralkan kembali keadaan. Dengan semangat, dia langsung lompat dari ranjang dan bersiap berburu mangsa, dengan kedok mencari kerja. Camad mengawali hari dengan pergi ke sebuah bank, dia berharap supaya dia diterima kerja sebagai satpam, karena dengan menjadi satpam camad akan melihat banyak nasabah-nasabah seksi bahkan karyawan bank itu sendiri. Jam 11 bank tampak sangat ramai, tidak ada orang yang memedulikan Camad, semua sibuk dengan kerjaan mereka sendiri, tapi ada seorang wanita cantik, berwajah oriental, rambutnya agak kemerahan, badannya seksi sekali dan baunya bikin Camad semakin nafsu. Wanita itu adalah Venny, seperti name tag yang tertera di bagian kanan dadanya, dia adalah salah satu karyawati di bank tersebut.
“maaf pak, ada yang bisa, saya bantu?” sapa Venny ramah
“ini mbak, saya mau melamar kerja jadi satpam” kata Camad lembut
“oh .. tapi disini tidak ada lowongan kerja, silahkan cari ditempat lain” jawab Venny singkat dan langsung meninggalkan Camad.
Camad yang sakit hati dengan perlakuan Venny langsung berpikir untuk menggunakan alat itu untuk mengerjainya, dikeluarkannya alat itu dari sakunya. Kemudian dipencetnya tombol merah sehingga semua orang menjadi diam termasuk Venny
“aha…kena lo sekarang, makanya jadi orang jangan sombong” kata Camad memandang Venny yang telah mematung.
Camad memeluk tubuh Venny dari belakang, aroma parfumnya dan halus rambutnya yang tergerai panjang membuat Camad semakin bernafsu. Buah dada Venny diremasnya halus sambil menggeek-gesekan penisnya di pantatnya yang masih tertutup rok, lalu Camad merapikan rambut Venny ke samping, lehernya sekarang terlihat oleh Camad, dijilati leher Venny sampai ke telinga. Setelah itu, Camad membuka blazer dan kemeja yang digunakan oleh gadis itu sehingga sekarang tinggal BH nya yang masih menutupi tubuh atasnya, tapi Camad tidak buru-buru, dia ingin menikmati sensasi Venny. Didudukannya Venny ke kursi panjang untuk mengantri, dia lalu melepaskan celananya, penisnya yang sedari tadi ingin keluar, tegak kokoh berdiri, Camad lalu membuka mulut Venny dan memasukkan penisnya dalam-dalam ke mulut gadis itu. Dipeganginya kepala Venny lalu ia mulai menggerakan pinggulnya maju-mundur seperti bersetubuh, gerakannya semakin lama semakin kencang hingga akhirnya Camad tidak tahan lagi dan memuncratkan air spermanya di dalam mulut Venny
Venny
“Uuuhhh…sip tenan!!” erangnya saat mengeluarkan cairan putih kental di mulut gadis itu, cairan itu sangat banyak sampai meleleh keluar ke pinggir bibir Venny.
Camad merasa lemas setelah keluar di mulut Venny, namun dia tentunya belum ingin menyelesaikannya. Ditepuknya pipi Venny, tak ada reaksi, lalu ia mencium bibirnya setelah mengelap spermanya yang berleleran di mulut gadis itu. Dikulumnya bibir Venny yang tipis dan berlipstik pink itu dengan sangat bernafsu. Gadis itu tetap diam seperti juga orang lain di bank. Dia lalu mencopot BH serta stocking dan CD Venny. Sekejap kemudian terpampanglah seluruh tubuh seksi sang karyawati cantik itu, telanjang bulat terduduk di bangku. Pertama kali ia melihat payudara dan vagina wanita secara langsung. Camad tersenyum puas, nafsunya makin menggebu-gebu menatap kemolekan tubuh bugil Venny. Perlahan dielusnya paha gadis itu, sungguh lembut dan hangat, rabaannya semakin naik menuju selangkangan. Camad kembali bersemangat, penisnya kembali tegak, badannya kembali segar. Dia berlutut di lantai dan membuka kedua kaki Venny sehingga terpampanglah vaginanya yang kemerahan di tengah kerindangan bulu-bulu hitamnya. Camad meraba sekelilingnya, menyentil klitorisnya, bahkan mencoba memasukkan telunjuknya ke vagina Venny. Supaya lebih leluasa, dibukanya mulus itu lebih lebar lagi, hingga posisi gadis itu sekarang mengangkang lebar. Diciumnya vagina yang terawat dan rapat itu, dijilati dan dikocoknya dengan ganas. Makin lama terasa vaginanya makin basah, Camad terus mempermainkan daerah sensitif itu hingga mengeluarkan cairan kewanitaan. Tapi ia tidak ingin berlama-lama dengan vagina Venny. Sebentar kemudian Venny lalu ditidurkan dan kakinya diangkat ke atas. Dielus dan diurutnya penisnya yang sudah mengeras itu sambil memandangi takjub pada tubuh bugil Venny, terutama kemaluannya yang merah merekah siap untuk dinikmati. Ia mengarahkan penisnya ke vagina gadis itu dan perlahan ditekannya masuk, rasanya sesak walaupun keliatan sudah tidak perawan. Pelan dan bleshhhhhhhhhhhh…, gerakan maju-mundur, diteruskan sambil melumat bibir Venny. Ia terus menggenjot sambil tangannya meremas lembut kedua buah dada karyawati bank yang cantik itu. Puting susunya terasa makin mengeras di jari-jarinya. Pinggul Camad naik turun, penisnya terus menggesek dinding vagina Venny yang makin berdenyut mengepit penisnya. Camad memandangi wajah manis Venny, diam tidak berubah, seperti patung namun hidup, tentu akan lebih seru menyaksikan wajahnya merintih-rintih keenakan, namun dalam stop mode tidak mungkin. Walau demikian, Camad sangat puas karena sangat menikmati tubuh sintal dan remasan vagina gadis itu pada penisnya yang juga berarti melepaskan keperjakaan pada gadis ini. Bosan dengan gaya itu, Camad mengubah posisi Venny menjadi doggystyle di lantai. Ia mengeluarkan dulu penisnya yang sudah berlumuran cairan cinta, lalu disundul-sundulkannya di sekitar bibir vagina gadis itu. Kepala penisnya menggosok klitoris Venny menimbulkan sensasi geli pada wilayah itu. Jariinya menguakkan bibir kemaluan Venny dan dibimbingnya penisnya ke lubang surga dunia itu. Ditekannya kepala penisnya hingga melesak masuk sambil meremas payudara Venny yang menggantung. Camad pun memasukkan seluruh batang penisnya ke dalam vagina gadis itu. Ia menarik setengah penisnya, sesaat kemudian ia hujamkan penisnya sekuat tenaga sehingga badan Venny tergoncang. Camad terus menggenjot dan membuka pahanya lebih lebar. Dia senang melihat penisnya keluar masuk di lubang kemaluan karyawati bank itu. 10 menit berlalu, Camad heran dengan kekuatannya, biasanya dia masturbasi tidak sampai 2 menit tapi sekarang selama ini dia masih sanggup. Akhirnya Camad pun merasakan penisnya akan segera menyemprotkan cairannya, ia memegang kedua buah pantat Venny kuat-kuat, hujaman terakhir menancap sangat dalam dan saat itulah penisnya memuntahkan sperma yang banyak dan kental ke dalam rahim gadis itu. Nampak sperma yang sudah bercampur cairan cinta mengalir membasahi sekitar daerah kemaluannya. Camad langsung merasa bersalah dia takut Venny hamil, sehingga ia langsung membersihkan tubuhnya dan tubuh Venny dengan tisu, lalu ia memakaikan kembali pakaian Venny yang sudah berantakan.
Camad sebenarnya sudah mau lari keluar dan memencet tombol merah kembali agar keadaan kembali menjadi normal. Tapi perhatiannya tiba-tiba tertuju pada seorang customer service yang tengah melayani seorang bapak. Gadis itu nampaknya lebih dewasa dari Venny, rambutnya disanggul rapi seperti wanita kantoran pada umumnya. Ia terdiam dalam posisi sedang tersenyum dan menyerahkan selembar formulir ke si bapak. Dengan tersenyum mesum, Camad mendekati wanita itu, ia naik ke belakang meja dan memperhatikan wanita itu dari dekat. Sama seperti Venny, aroma parfum yang dipakainya pun berkelas dan mengundang gairah. Pada name-tagnya tertulis namanya, Rani. Camad meraih buah dadanya dan meremasnya, empuk…lumayan besar. Lalu ia mempreteli satu-satu kancing blazer dan kemejanya hingga terlihat bra hitam di baliknya. Dengan agak buru-buru ia menyingkap cup bra Rani ke atas dan mulailah ia meremas-remas payudara kenyal berukuran sedang itu.
“Huehehehe…ini baru namanya toked” kata Camad dalam hati sambil menarik ke atas tubuh Rani hingga berdiri, “eeemmm….nyusu dulu ah!” mulut Camad melumat payudara kiri Rani dengan gemas sementara tangannya mulai gerayangan di tubuh customer service itu.
“Hehehe….apa lo!?” katanya pada si bapak di depan yang menjulurkan tangan hendak menerima formulir, tatapan pria itu kosong seperti patung “sirik ya?”
Camad kini berpindah melumat payudara kanan Rani, tangannya meremasi yang kiri, sementara tangan satunya menyingkap rok selutut gadis itu dan merabai paha mulusnya. Puas mengenyoti payudara Rani selama beberapa saat, kini ia sandarkan kedua tangan gadis itu ke meja dan menunggingkan pantatnya. Celana dalam hitam yang dipakai gadis itu ia peloroti hingga selutut.
“Saatnya jos lagi!” kata Camad mempersiapkan penisnya memasuki vagina Rani dari belakang.
“Uuuuhh” Camad melenguh, tubuhnya mengejang ketika penisnya merojok sedikit paksa ke dalam vagina Rani yang cukup sempit, tubuhnya bergetar hebat menahan rasa nikmat
Sesaat kemudian, ia sudah mendesak-mendesakkan penisnya dalam-dalam, sampai selangkangannya bergesekan dengan buah pantat Rani yang lembut. Tubuh Rani terdorong maju mundur, tangan Camad mendekap kuat-kuat pinggul customer service itu kemudian dihantamnya kuat-kuat lubang vagina gadis itu sambil menarik-narik pinggulnya.
“Mantap nih memek he he he….” Camad mengayunkan batang kemaluannya dengan lebih liar dan brutal
Ekspresi wajah Rani tetap tersenyum kaku, namun di dahinya mulai basah oleh keringat. Demikian juga si bapak di hadapannya, tetap dalam posisinya walau matanya memandang ke arah pergumulan Camad dan Rani.
“Damn, your asshole is so tighhhtt, HEyaarrhhhhh “
Di bank itu hanya terdengar suara lenguhan nikmat Camad dan suara kecipak alat kelamin mereka beradu. Penisnya berkali-kali menyodok-nyodok vagina Rani dengan ganas. Batang kemaluannya yang mengeras maksimal itu bergerak keluar masuk semakin cepat, bak alu menumbuk padi. Kemudian sambil mendekap pinggul gadis itu, Camad menjatuhkan dirinya ke belakang ke kursi empuk customer service. Maka kini Rani berada di pangkuan Camad atau lebih tepatnya menduduki batang kemaluan pemuda pengangguran itu.
“Ahhhh., Ahhhhhh, mantaphh….“ wajah Camad terangkat ke atas ketika merasakan batang kemaluannya semakin berdenyut dan hendak mengeluarkan spermanya.
Ia pun menekan tubuh Rani hingga penisnya melesak makin dalam dan mentok, lalu crott…ccroott…crot…beberapa kali semprotan sperma mengisi rahim customer service cantik itu. Camad melenguh panjang sambil meremas kedua payudara Rani, ia merasakan penisnya berangsur-angsur melemas lagi di vagina gadis itu. Setelah merasa tenaganya pulih lagi ia pun bangkit dari kursi dan kembali merapikan pakaian Rani yang sudah terbuka sana-sini serta menempatkannya kembali pada posisi semula.
Kejahilan Camad belum berhenti sampai situ, seorang ibu muda yang membawa kereta bayi juga menjadi sasarannya namun tidak sampai disetubuhi seperti Rani dan Venny karena Camad juga sudah merasa letih tenaganya terkuras. Ibu muda itu hanya ia rogoh-rogoh celana dalamnya sambil ia ciumi bibirnya yang indah sampai vaginanya memuncratkan cairan cinta, barulah Camad mengeluarkan tangannya yang belepotan cairan kewanitaan. Kemudian seorang mahasiswi yang sedang duduk menunggu antrean ia buka celana panjangnya dan celana dalamnya lalu ia jilati vaginanya sambil menggerayangi payudaranya hingga gadis itu orgasme.
“Selamat deh sampeyan, soalnya bukan seleraku hehehe” kata Camad melewati ibu gendut yang duduk di sebelah si mahasiswi setelah memakaikan kembali celana panjang gadis itu.
Sebenarnya Camad bisa saja menguras uang bank dalam kondisi seperti ini, namun untunglah jiwa kriminalnya tidak separah itu, lagipula itu tentunya akan melanggar perjanjian dengan Feelix. Setelah mengerjai si mahasiswi ia segera melenggang ke luar tanpa mengambil barang apapun dari bank maupun orang-orang yang sedang membeku itu. Korban terakhirnya adalah seorang wanita berusia akhir 20an yang baru memasukkan setengah kartu ATM ke mesin ATM. Ia tertarik karena melihat dada wanita berambut pendek sebahu itu yang membusung indah.
“Wah…toge ini, gua suka!” ia menatap payudara wanita itu setelah menyingkap kaos dan branya.
Camad lalu dengan rakus mengenyoti dan meremas payudara montok itu bergantian meninggalkan bekas liur dan cupangan-cupangan memerah di kulit putih si wanita itu. Lagi-lagi sambil tangannya merogoh ke balik celana pendek wanita itu dan mengocoki vaginanya. Sepuluh menit kemudian barulah ia puas menyusu dari wanita itu, payudara itu basah kuyup dengan bekas remasan dan cupangan dibuatnya. Camad mengeluarkan tangannya yang berlumuran cairan kewanitaan dari balik celana wanita itu lalu merapikan lagi pakaiannya. Setelah keluar dari gerbang bank, ia menekan tombol merah dan semua pun kembali berjalan normal. Ia pun meninggalkan bank itu dengan tersenyum puas. Sementara di dalam bank…
“Eeehh…copot…copot…kenapa Mbak?” tanya si Bapak memapah tubuh Rani yang terlihat limbung seperti mau jatuh pingsan di meja.
“Eeehh…nggak Pak” Rani menegakkan lagi tubuhnya walau terasa lemas secara aneh, “tadi kaya pusing ga ada tenaga, udah kok…udah gapapa” ia berusaha tersenyum lagi pada nasabah itu.
Seperti halnya Rani, para wanita korban Camad tadi juga merasakan hal yang sama, mereka merasa tubuh lemas sesaat seperti habis bersenggama, tapi tidak pernah tahu apa sesungguhnya yang terjadi pada diri mereka.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Sorry bro, kata-katanya masih berantakan
Thanks for you appreciation
Regards,
Mike